Palangka Raya, - Dunia pendidikan di Kalimantan Tengah mencatat lonjakan kemajuan signifikan sejak awal kepemimpinan Gubernur H. Agustiar Sabran pada 20 Februari 2025 hingga momen Hari Guru. Sejumlah program strategis yang diluncurkan tidak hanya menjadi kado bagi masyarakat Kalteng, tetapi juga menjadi persembahan istimewa bertepatan dengan Peringatan Hari Guru 2025.

‎Lonjakan kemajuan dunia pendidikan tersebut tidak lepas dari suksesnya berbagai program, di antaranya:

‎1. Program Kuliah Gratis

‎Dinas Pendidikan Kalteng bekerja sama dengan perguruan tinggi se-Kalimantan Tengah telah berhasil mengantarkan 3.060 mahasiswa menikmati manfaat Program Kuliah Gratis, dengan total anggaran sebesar Rp15,3 miliar.

‎Komitmen Pemerintah Provinsi Kalimantan Tengah dalam meningkatkan kualitas sumber daya manusia terus mendapat dukungan luas, terutama dari kalangan pendidikan tinggi. Program unggulan 10.000 Kuliah Gratis yang digagas Gubernur Kalteng H. Agustiar Sabran kini diikuti oleh seluruh perguruan tinggi se-Kalteng.

‎Awalnya, program ini hanya diterapkan di Universitas Muhammadiyah Palangkaraya. Namun, seiring waktu, 33 perguruan tinggi lainnya turut bergabung demi mewujudkan cita-cita besar Gubernur, yakni Satu Keluarga Satu Sarjana.

Plt. Kepala Dinas Pendidikan Provinsi Kalimantan Tengah, Muhammad Reza Prabowo, menegaskan pentingnya sinergi lintas pihak agar program ini berjalan optimal dan berkelanjutan.
‎"Ada Program 10.000 Kuliah Gratis, awalnya hanya di Universitas Muhammadiyah Palangkaraya, kemudian diikuti oleh perguruan tinggi lainnya, dengan total 33 perguruan tinggi se-Kalteng mendukung program Bapak Gubernur Kalteng H. Agustiar Sabran di bidang peningkatan kualitas sumber daya manusia. Keinginan Bapak Gubernur adalah untuk menciptakan program 1 Keluarga 1 Sarjana dan ini perlu sinergi bersama,” ujar Reza, Senin (24/11/2025).
‎2. Program Sekolah Gratis Melalui BOSDA dan Seragam Gratis
‎Sebanyak 34.270 siswa dari SMA, SMK, dan SKH di Kalteng telah menerima dana BOSDA pada tahun ini. Rinciannya: SMA Negeri 20.179 siswa dan SMA Swasta 3.005 siswa (total SMA 23.184 siswa). Kemudian, SMK Negeri 8.174 siswa dan SMK Swasta 2.068 siswa (total SMK 10.242 siswa). Adapun SKH Negeri 701 siswa dan SKH Swasta 143 siswa (total SKH 844 siswa).
‎Kebijakan baru juga memastikan siswa baru dari keluarga miskin ekstrem mendapatkan empat jenis pakaian (seragam putih abu-abu, batik, pramuka, olahraga) serta satu pasang sepatu. Sementara siswa dari keluarga mampu memperoleh dua jenis pakaian (batik dan olahraga), dengan seragam lainnya dialihkan ke siswa tidak mampu di kelas XI dan XII.
"Seragam putih abu-abu, pramuka, dan sepatu yang tidak dibagikan ke siswa baru dari keluarga mampu akan dialihkan ke siswa kelas 11 dan 12 yang juga berasal dari keluarga tidak mampu. Jadi adil itu bukan berarti semua harus sama," jelas Reza.
‎3. TPP Guru Kembali Dibayarkan
‎Kabar menggembirakan juga datang untuk para guru, menyusul terbitnya Pergub Nomor 34 Tahun 2025 tentang Pemberian Tambahan Penghasilan Bagi ASN. TPP bagi Guru Bersertifikasi yang sempat terhenti sejak 2022 kini resmi dibayarkan kembali.
‎Tambahan penghasilan yang diberikan meliputi PPPK Guru Non Sertifikasi Rp750.000, PPPK Guru Sertifikasi Rp500.000, Pengawas Sekolah Sertifikasi Rp3.000.000, Pengawas Non Sertifikasi Rp3.000.000, Guru Sertifikasi Rp1.000.000, Guru Non Sertifikasi Rp2.000.000, Kepala Sekolah Rp2.000.000, dan tambahan Rp500.000 per bulan bagi guru di daerah terpencil.
‎“Alhamdulillah, akhirnya pembayaran TPP bagi Guru Bersertifikasi SMA/SMK/SKH akhirnya bisa kita wujudkan. Ini bentuk perhatian dan kecintaan Bapak Gubernur kepada dunia pendidikan. Semoga seiring meningkatnya APBD, besarannya bisa terus ditingkatkan,” ungkap Reza.

Guru PPPK Non Sertifikasi dari SMK Negeri 1 Mentaya Hilir Selatan, Ayu Wantira, mengaku haru atas kebijakan ini. Hal serupa disampaikan M. Nor Edy Saputra dari SMA Negeri 4 Buntok, yang mengapresiasi perhatian Gubernur dan Kadisdik terhadap kesejahteraan guru.
‎4. Digitalisasi Pembelajaran
‎Disdik Kalteng juga menyalurkan ribuan TV interaktif dan papan tulis digital serta panel surya dan starlink untuk SMA, SMK, dan SKH, termasuk ke sekolah swasta dan yayasan, serta perguruan tinggi.
‎Penyaluran TV interaktif untuk SMA Negeri sebanyak 1.980 unit dan SMA Swasta 131 unit. Untuk SMK Negeri 710 unit dan SMK Swasta 91 unit. Adapun SKH Negeri menerima 23 unit dan SKH Swasta 8 unit.
‎Di luar kewenangan, seperti untuk SD, SMP yayasan, dan perguruan tinggi negeri maupun swasta, disalurkan 155 unit TV interaktif.
‎Transformasi ini dirasakan langsung oleh pendidik dan siswa. Dwi Haryanto, Kepala SMAN 1 Kuala Kapuas, menilai bantuan teknologi dan panel surya menjadi solusi cerdas untuk keterbatasan energi di sekolah pedalaman. Guru SMAN 1 Pangkalan Bun, Pipit Indriani, menilai digitalisasi membuat pembelajaran lebih menarik dan kolaboratif.
‎Siswi SMA Negeri 4 Muara Teweh, Gweenysca Prila Putri Apriawan, mengaku antusias dengan pembelajaran hybrid berbasis fasilitas digital.

“Kami terus berbenah, mendengar aspirasi, dan bekerja agar pendidikan di Kalteng benar-benar merata dan berkualitas,” tegas Reza.
‎5. Pelatihan Guru Huma Betang
‎Program ini digelar sepanjang tahun untuk meningkatkan kompetensi guru MA, SMK, dan SMA-LB. Materinya mencakup teknik mengajar yang menarik, menjaga kesehatan mental siswa, memahami rapor pendidikan, hingga pelatihan khusus bagi guru SKH dalam menghadapi siswa berkebutuhan khusus.
‎Pelatihan dilakukan melalui LMS sehingga guru bisa belajar kapan saja dan mengulang materi tanpa batas.
‎6. Rapor Pendidikan Naik Kategori
‎Prestasi membanggakan datang dari Rapor Pendidikan 2025, di mana Kalteng naik dari kategori “rintangan tuntas muda” ke “tuntas pertama” dengan skor 71,35.
‎Peningkatan signifikan terjadi di kemampuan literasi dan numerasi di semua jenjang, bahkan sekolah khusus mencatat lonjakan literasi dari 35,47 ke 70 dan numerasi dari 58,6 ke 85.
‎Kepuasan dunia kerja terhadap lulusan SMK juga naik dari 68,37 ke 75,89, sementara angka partisipasi sekolah meningkat 3,03%.
7. Kelas Digital Huma Betang
‎Pemerintah Provinsi Kalimantan Tengah juga telah melakukan lompatan besar dalam dunia pendidikan melalui program Kelas Digital Huma Betang. Program ini membangun ekosistem digital terpadu yang menghubungkan guru, siswa, dan sekolah dalam satu platform pembelajaran modern.
‎Reza Prabowo menjelaskan bahwa sistem ini akan menghadirkan dua pola pembelajaran, yakni sinkronus (tatap muka daring, seperti video conference) dan asinkronus (fleksibel dan dapat diakses kapan saja).
‎“Ini menjadi langkah awal menyatukan pendidikan Kalteng dalam satu sistem digital yang efisien,” kata Reza.
‎Program ini merupakan bagian dari roadmap digitalisasi pendidikan Kalteng yang menargetkan seluruh SMA/SMK di bawah Pemprov terintegrasi ke sistem digital pada 2026–2027. Uji coba (piloting) telah dimulai di beberapa sekolah sejak tahun ini.
‎“Lewat platform ini, guru bisa memantau perkembangan siswa lebih mudah, siswa bisa belajar tanpa batas ruang dan waktu. Ini adalah jawaban bagi tantangan pendidikan di wilayah terpencil,” lanjutnya.
‎Transformasi ini juga memperkuat program “Pak Agustiar Mengajar” yang menggabungkan konsep pembelajaran jarak jauh dengan sentuhan langsung pemimpin daerah.
“Digitalisasi bukan sekadar tren, tapi kebutuhan untuk mencetak generasi unggul menuju Indonesia Emas 2045,” tutup Reza.
‎Dari berbagai program yang ada, Apresiasi berdatangan dari MKKS SMA, SMK, dan SKH Se-Kalteng, Ketua Musyawarah Kerja Kepala Sekolah (MKKS) SMK Se-Kalteng, Arifin, menyampaikan apresiasi mendalam atas berbagai terobosan Gubernur dalam memajukan pendidikan dan meningkatkan kesejahteraan guru.
‎“Kami mewakili MKKS SMK, sebagai bagian dari komunitas pendidikan di Provinsi Kalimantan Tengah, menyampaikan apresiasi dan ucapan terima kasih setinggi-tingginya atas empat inisiatif strategis yang telah Bapak gulirkan untuk meningkatkan kualitas dan kesejahteraan tenaga pendidik di daerah ini. Program-program ini menunjukkan komitmen nyata Pemerintah Provinsi Kalimantan Tengah dalam menjadikan guru sebagai pilar utama kemajuan daerah,” ujar Arifin, Senin (24/11/2025).
‎Ia menambahkan, penyediaan hunian yang layak bagi guru menjadi bukti perhatian Gubernur terhadap kualitas hidup tenaga pendidik.

“Kami sangat berterima kasih dan menghargai upaya peningkatan kesejahteraan melalui penyediaan hunian yang layak. Langkah ini bukan hanya tentang membangun fisik, tetapi juga membangun rasa memiliki dan dedikasi guru, terutama yang belum mampu membangun rumah secara mandiri atau yang bertugas di wilayah terpencil sehingga pada saat libur bisa keluar dari rutinitas yang monoton,” lanjutnya.
‎Arifin juga menilai pengembalian Tunjangan Penghasilan Pegawai (TPP) menjadi bukti keseriusan pemerintah.
‎“Pemberian kembali Tunjangan Penghasilan Pegawai (TPP) yang sempat tertunda merupakan bukti keseriusan, kepedulian dan tanggung jawab Pak Gubernur dalam membantu memenuhi kebutuhan finansial guru, terutama untuk membayar anaknya yang sekolah maupun kuliah, biaya kost, dan lain sebagainya. Kepastian ini sangat vital untuk menjaga dan mendongkrak moral, motivasi, dan fokus guru dalam menjalankan tugas utama mereka,” jelasnya.
‎Tambahan insentif juga diapresiasi sebagai bentuk pengakuan terhadap pengorbanan guru.
“Tambahan insentif menunjukkan pengakuan yang sangat adil dari Pak Gubernur terhadap jerih payah dan pengorbanan para guru, khususnya bagi yang mendapatkan tugas tambahan tertentu di sekolah, tenaga honorer serta mereka yang mengajar di tempat terpencil dan pada kondisi sulit. Ini adalah langkah yang sangat mulia untuk mengurangi disparitas kesejahteraan di antara tenaga pendidik,” tutup Arifin.
‎Inisiatif pelatihan berbasis LMS juga mendapat sambutan positif dari para kepala sekolah.
‎“Inisiatif pelatihan LMS ini adalah langkah visioner dari Pak Gubernur untuk transformasi digital pendidikan. Guru-guru kini dibekali dengan kompetensi abad ke-21, memastikan proses belajar mengajar tetap relevan dan adaptif terhadap perkembangan teknologi. Guru dapat mengunggah materi ajar (video, dokumen, presentasi), membuat kuis, dan mengumpulkan tugas siswa secara terpusat, menghemat waktu administrasi dan fotokopi. Guru mendapatkan data dan laporan kinerja siswa secara real-time, memungkinkan intervensi pengajaran yang lebih tepat sasaran. LMS memungkinkan Dinas Pendidikan untuk mendistribusikan kurikulum inti, materi pelajaran, dan standar penilaian yang seragam ke seluruh sekolah di wilayah, terutama di daerah yang sulit terjangkau,” imbuhnya.
Ketua MKKS SMA Se-Kalteng, Dwi Haryanto, menegaskan bahwa capaian Gubernur dalam bidang pendidikan telah mengubah wajah layanan pendidikan di Kalteng.
‎“Capaian Gubernur Kalimantan Tengah dalam bidang pendidikan menunjukkan arah kebijakan yang jelas, terukur, dan berdampak langsung pada kesejahteraan guru maupun peningkatan layanan pendidikan. Program-program ini tidak hanya menjawab kebutuhan jangka pendek, tetapi juga menjadi pondasi bagi pendidikan yang berkualitas, modern, dan berkeadilan,” ucap Dwi, Senin (24/11/2025).
‎Sementara itu, Ketua MKKS SKH Se-Kalteng, Joko Waluyo, menyoroti perhatian khusus Gubernur terhadap pendidikan inklusif dan peningkatan kualitas GTK di sekolah khusus.
‎“Kami memberikan atensi, dukungan, serta mengapresiasi capaian Bapak Gubernur untuk memajukan SDM GTK dengan beberapa program populis yang menjadi kebutuhan riil bagi GTK, antara lain: Program Seribu Rumah bagi GTK, alokasi anggaran untuk TPP, insentif bagi GTK, dana BOPP dan BOSDA, pelatihan kapasitas GTK bidang TIK melalui BTIKP Disdik, serta yang terbaru bagi guru sekolah khusus ada bantuan program penyetaraan jenjang S1 PLB bagi guru yang belum linier S1 PLB. Ini bukti good will politic Bapak Gubernur khususnya bagi satuan pendidikan khusus dan wujud nyata keputusan inklusif yang merupakan manifestasi dari pendidikan bermutu untuk semua di Provinsi Kalimantan Tengah,” tegas Joko, 
‎Senin (24/11/2025).

Di akhir, Joko berharap semua ikhtiar ini membawa keberkahan. “Sekali lagi terima kasih kepada Pak Gubernur dan seluruh jajaran yang selalu berinovasi untuk memajukan dan mengangkat derajat pendidikan di Kalimantan Tengah. Semoga semua upaya selalu membawa keberkahan, dan Pak Gubernur beserta jajaran senantiasa diberi kesehatan, keselamatan, dan kebahagiaan,” pungkasnya.
‎Dengan deretan capaian tersebut, Gubernur H. Agustiar Sabran dan Wakil Gubernur H. Edy Pratowo dinilai berhasil membawa pendidikan Kalteng ke level baru. Program kuliah gratis, sekolah gratis melalui BOSDA dan seragam, pengembalian TPP dan insentif guru, digitalisasi pembelajaran, pelatihan Guru Huma Betang, peningkatan Rapor Pendidikan, hingga Kelas Digital Huma Betang menjadi fondasi kuat untuk mewujudkan pendidikan yang maju, inklusif, dan berkualitas.
‎Semua ini menjadi kado istimewa bagi masyarakat di Peringkat Hari Guru tahun ini dan menjadi bukti bahwa pendidikan di Bumi Tambun Bungai benar-benar melesat maju untuk mewujudkan Kalteng Berkah, Kalteng Maju, dan Kalteng Sejahtera menuju Indonesia Emas Tahun 2045.
‎(Rzn/Foto: Media Disdik)